Dalam sebuah acara di KBRI
Islamabad, salah seorang kawan dari madrasah menceritakan tentang perjalanannya ke
sebauh wilayah di barat laut Pakistan. katanya penduduk wilayah itu banyak yang bisa berbahasa
Melayu, namanya Buner. Benarkah?. obrolan singkat
itu lalu menyisakan rasa penasaran terhadap daerah tersebut.
Hingga suatu ketika, seorang mahasiswa
Indonesia mengajak saya menghadiri pesta penikahan temannya yang tinggal di Buner. gayung
bersambut, tanpa pikir panjang saya lagsung mengiyakan tawaran teman.
Langkah pertama yang kami lakukan setelah
sepakat melakukan perjalanan ke Buner adalah menyampaikan niat perjalanan kami
asisten Atase Pertahanan saat itu. Bagaimanapun wilayah itu masih termasuk
wilayah rawan konflik. Maka pertimbangan dan nasehat beliau tentu sangat
penting bagi kami. Beliau mengizinkan kami berangkat dengan pesan agar lebih
berhati-hati.