Bagi
traveler Muslim, bila ke berkunjung ke negeri Ali Jinnah tidak perlu terlalu khawatir dengan kehalalan
makanan.Sebab Pakistan termasuk
negara yang mayoritas atau sekitar 98% penduduknya muslim. maka
buat penikmat kuliner halal, Pakistan tentu memanjakan
anda untuk sisi ini.
Tapi
pertanyaannya apakah lidah anda cocok dengan menu baijhan? Soalnya makanan negeri ini serba berminyak. Menu makanan Pakistan yang paling banyak
dikenal di negara lain ialah nasi
briyani dan paratha. orang Malaysia menyebutnya roti
chana.
Anda
pun bisa menikmati gorengan ala pakistan seperti
Samosa dan Pakora. Masyarakat
Pakistan lebih suka mengkonsumsi gandum dari pada nasi. Makanya, roti lebih
mudah ditemukan dari pada nasi. Kalaupun ada nasi ya gitu-gitu deh, gak
sennyuaaam masakan Indonesia. Paling Briyani. Selebihnya
roti dan daging. Daging di Pakistan
termasuk menu yang mudah didapat dengan harga yang relatif lebih murah. Adapun sayur-sayuran hanya sebagian kecil
masyarakat Pakistan yang suka. Dan pastinya,
minuman Chai menjadi menu yang tak
pernah alfa di setiap warung.
Saat awal-awal menginjakan kaki di Pakistan, saya sering
risih melihat tulisan di warung yang menurut saya agak lebay bin over pede. Warung kecil tapi dengan
pedenya nulis restaurant atau international restaurant. Padahal
kalau di indonesia saya yakin warung macam itu bakal sepi pengunjung. Tapi
lama-lama, dan setelah merenungi, saya bisa memaklumi. Gak salah juga sih, mereka
menulis restaurant. Kan restaurant artinya warung makan. warung makan gak harus rumah
makan mewah seperti restoran dibayangan saya. Dan tidak mungkin saya memaksakan
mereka untuk menulis warung. Sebab mereka pasti tidak paham. Makanya damai aja.
Yang gak bisa saya terima kalau dikit-dikit international. International
Restaurant padahal kualitas kelontong jauh lebih top. Parahnya lagi beberapa 'restoran internasional' itu spellingnya Salah.
Hal yang tak lumrah bagi masyarakat Pakistan adalah
Perempuan makan di warung. Warung-warung kecil Pakistan hanya di kunjungi oleh laki-laki. Sementara perempuan jika
berkunjung ke warung
kebanyakan hanya bisa duduk di dalam Mobil dan
memesan makanan dari
dalam mobil. Itu bagi yang punya mobil. Yang gak punya mobil? ya bungkus. Kalau
gak risih ditatapin orang duduk aja di kursi-kursi yang tersedia.
Warung
yang sedikit lebih keren biasanya menyediakan ruang khusus keluarga atau family hall. Nah, inilah
tempat bagi pengunjung wanita atau bagi yang sudah berkelurga. bagi yang bujang jangan coba-coba berani masuk keruangan ini. sebab, bisa berujung pengusiran.
Keunikan
lain dari warung-warung di Pakistan. Tidak semua warung menyediakan daftar
menu. lantas gimana cara mesan makanan? Cukup lambaikan tangan ke palayan. Lalu
tanyakan menu apa yang tersedia. Dengan sigap mereka akan komat kamit menjelaskan menu
yang tersedia hari itu. sepertinya mereka sudah terlatih ngapalin menu makanan.
Pelajaran paling penting yang akan anda dapat di
warung adalah pelajaran kesabaran. Sebab tidak semua warung
menyediakan tissue. Kalaupun ada, minim dan hemat banget. Yang banyak di
warung-warung Pakistan biasanya tissue inggris atau tissue
urdu alias potongan koran bahasa inggris
atau urdu. Makanya terima
aja jika minta tissue tapi yang
disodorin koran. gak usah protes, sabar dan
lapangkan dada! sebab potongan koran itu juga tissue menurut mereka. Hitung-hitung
belajar bahasa inggris atau bahasa urdu sembari senyum-senyum.
Lantas
bagaimana dengan harga makanan? Bagi
pemilik dompet super langsing seperti saya, harga makanan di
warung-warung Pakistan sangat bersahaja binti bersahabat. Harganya jauh
lebih murah dibanding harga makanan di indonesia.
Adapun masalah porsi, bagi saya
yang hobi makan, porsi makanan di warung Pakistan patut diacungin tiga
jempol. Jika lidah sudah klop dengan rasa Pakistan, maka
tersenyumlah! dijamin perut gak bakal ngmbek saat meninggalkan warung,Dijamin kenyang. sebab
porsi makanan biasanya ‘porsi kuli’ jika segunung nasi masih
belum mampu menyumbat perut, bisa meminta grebi
alias nambah untuk beberpa menu tertentu tanpa harus bayar.
Ide hidup hemat setengah gak tau diri pernah dilontarkan oleh salah seorang kawan mahasiswa. Memesan satu porsi makanan untuk dinikmati berdua. Apalagi makan sepiring berdua sesama laki-laki di Pakistan bukanlah sesuatu yang tabu. Pesan seporsi, jika kurang tinggal grebi. Masih kurang, grebi lagi. Bagi yang bermuka baja bisa mencoba ide hidup hemat kelas berat ini. Saya pernah mencobanya saat benar-benar kere. Dan ternyata ampuh menjaga berat badan saya.
No comments:
Post a Comment