Wednesday 20 April 2016

International Restaurant ala Bhaijan

Bagi traveler Muslim, bila ke berkunjung ke negeri Ali Jinnah tidak perlu terlalu khawatir dengan kehalalan makanan.Sebab  Pakistan termasuk negara yang mayoritas atau sekitar 98% penduduknya muslim. maka buat penikmat kuliner halal, Pakistan tentu memanjakan anda untuk sisi ini.

Tapi pertanyaannya apakah lidah anda cocok dengan menu baijhan? Soalnya makanan negeri ini serba berminyak. Menu makanan Pakistan yang paling banyak dikenal di negara lain ialah nasi briyani dan paratha.  orang Malaysia menyebutnya roti chana.

Anda pun bisa menikmati gorengan ala pakistan seperti Samosa dan Pakora. Masyarakat Pakistan lebih suka mengkonsumsi gandum dari pada nasi. Makanya, roti lebih mudah ditemukan dari pada nasi. Kalaupun ada nasi ya gitu-gitu deh, gak sennyuaaam masakan Indonesia. Paling Briyani. Selebihnya roti dan daging. Daging di Pakistan termasuk menu yang mudah didapat dengan harga yang relatif lebih murah. Adapun sayur-sayuran hanya sebagian kecil masyarakat Pakistan yang suka. Dan pastinya, minuman  Chai menjadi menu yang tak pernah alfa di setiap warung.

Saat awal-awal menginjakan kaki di Pakistan, saya sering risih melihat tulisan di warung yang menurut saya agak lebay bin over pede. Warung kecil tapi dengan pedenya nulis restaurant atau international restaurant. Padahal kalau di indonesia saya yakin warung macam itu bakal sepi pengunjung. Tapi lama-lama, dan setelah merenungi, saya bisa memaklumi. Gak salah juga sih, mereka menulis restaurant. Kan restaurant artinya warung makan. warung makan gak harus rumah makan mewah seperti restoran dibayangan saya. Dan tidak mungkin saya memaksakan mereka untuk menulis warung. Sebab mereka pasti tidak paham. Makanya damai aja. Yang gak bisa saya terima kalau dikit-dikit international. International Restaurant padahal kualitas kelontong jauh lebih top. Parahnya lagi beberapa 'restoran internasional' itu spellingnya Salah.

Hal yang tak lumrah bagi masyarakat Pakistan adalah Perempuan makan di warung. Warung-warung kecil Pakistan hanya di kunjungi oleh laki-laki. Sementara perempuan jika berkunjung ke warung kebanyakan hanya bisa duduk di dalam Mobil dan memesan makanan dari dalam mobil. Itu bagi yang punya mobil. Yang gak punya mobil? ya bungkus. Kalau gak risih ditatapin orang duduk aja di kursi-kursi yang tersedia.

Warung yang sedikit lebih keren biasanya menyediakan ruang khusus keluarga atau family hall. Nah,  inilah tempat bagi pengunjung wanita atau bagi yang sudah berkelurga. bagi yang bujang jangan coba-coba berani masuk keruangan ini. sebab, bisa berujung pengusiran.

Keunikan lain dari warung-warung di Pakistan. Tidak semua warung menyediakan daftar menu. lantas gimana cara mesan makanan? Cukup lambaikan tangan ke palayan. Lalu tanyakan menu  apa yang tersedia. Dengan sigap mereka akan komat kamit menjelaskan menu yang tersedia hari itu. sepertinya mereka sudah terlatih ngapalin menu makanan.

Pelajaran paling penting yang akan anda dapat di warung  adalah pelajaran kesabaran. Sebab tidak semua warung menyediakan tissue. Kalaupun ada,  minim dan hemat banget. Yang banyak di warung-warung Pakistan biasanya tissue inggris atau tissue urdu alias  potongan koran bahasa inggris atau urdu. Makanya terima aja jika minta tissue tapi yang disodorin koran. gak usah protes, sabar dan lapangkan dada! sebab potongan koran itu juga tissue menurut mereka. Hitung-hitung belajar bahasa inggris atau bahasa urdu sembari senyum-senyum.

Lantas bagaimana dengan harga makanan? Bagi  pemilik dompet super langsing seperti saya, harga makanan di warung-warung Pakistan sangat bersahaja binti bersahabat. Harganya jauh lebih murah dibanding harga makanan di indonesia.
Adapun masalah porsi, bagi saya yang hobi makan, porsi makanan di warung Pakistan patut diacungin tiga jempol. Jika lidah sudah klop dengan rasa Pakistan, maka tersenyumlah! dijamin perut gak bakal ngmbek saat meninggalkan warung,Dijamin kenyang. sebab porsi makanan biasanya porsi kuli jika segunung nasi masih belum mampu menyumbat perut, bisa meminta grebi alias nambah untuk beberpa menu tertentu tanpa harus bayar.


Ide hidup hemat setengah gak tau diri pernah dilontarkan oleh salah seorang kawan mahasiswa. Memesan satu porsi makanan untuk dinikmati berdua.  Apalagi makan sepiring berdua sesama laki-laki di Pakistan bukanlah sesuatu yang tabu. Pesan seporsi, jika kurang tinggal grebi. Masih kurang, grebi lagi. Bagi yang bermuka baja bisa mencoba ide hidup hemat kelas berat ini. Saya pernah mencobanya saat benar-benar kere. Dan ternyata ampuh menjaga berat badan saya.

No comments:

Post a Comment